
Hagoe's Village: July, 10th 2025
Hari ini kami akan ke Lhokseumawe untuk membuat kacamata baru untuk istri dan si Kakak serta membawa berobat si kecil Alvira ke dokter anak di RSIA Abby Lhokseumawe.
Sebelum berangkat menuju Lhokseumawe, seperti biasa aku melakukan fingerprint pagi di kantor Camat Matangkuli, dan kemudian segera menuju Lhokseumawe dengan menggunakan mobil.
RS Kesrem Lhokseumawe
Kami mengambil surat rujukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (faskes tingkat pertama) sebagai peserta BPJS Kesehatan, yaitu di Klinik Mandiri Bersama Parang Sikureueng.
Ini merupakan mekanisme yang harus diikuti bila ingin menggunakan layanan kesehatan sebagai peserta BPJS kesehatan, dimana bila ingin berobat ke fasilitas kesehatan lanjutan maka harus mengambil surat rujukan dari faskes tingkat pertama.
Dalam hal ini kami akan menggunakan hak kami sebagai peserta BPJS kesehatan untuk membuat kacamata dengan jarak dua tahun sekali. Dan karena di faskes tingkat pertama tidak ada dokter spesialis mata maka kami akan melakukan cek dan pemeriksaan mata di RS Kesrem, agar nantinya bisa dibuatkan kaca mata yang baru tanpa dipungut biaya atau gratis, karena biayanya telah ditanggung oleh BPJS kesehatan.
Terkait pembuatan kacamata hanya diberikan batasan biaya tertentu sesuai dengan aturan yang berlaku. Bila ingin mendapatkan frame dan lensa yang lebih bagus, dan tidak di cover oleh BPJS kesehatan maka kita tinggal menambahkan biaya sendiri.
Mengetes lensa
Kami segera melakukan registrasi begitu tiba di RS Kesrem, dan ketika nomor antrian berobat tiba, istri dan si kakak masuk ke ruang poliklinik mata untuk melakukan pemeriksaan secara komprehensif oleh dokter, yang nantinya akan didapatkan hasil tentang ukuran kacamata (minus atau plus) yang akan dibuat sesuai dengan kondisi terkini.
Mereka berdua bukanlah pemakai kacamata perdana, karena mereka sudah menggunakan kacamata sejak beberapa tahun yang lalu, terutama istri yang sudah menggunakan kacamata sejak masih gadis.
Seiring dengan bertambahnya usia, tentu kacamata akan menjadi kebutuhan utama, dimana bila waktu masih gadis, dia mengalami miopi dan harus menggunakan kacamata minus maka sekarang harus menggunakan kacamata progresif (plus dan minus).
Begitu pula dengan si kakak yang awalnya menggunakan kacamata minus rendah, sekarang bahkan minusnya bertambah menjadi minus tujuh.
Secara pribadi aku tidak begitu suka untuk menggunakan kacamata, karena aku tidak begitu bebas untuk beraktivitas bila menggunakan kacamata. Tetapi kondisi memaksaku untuk menggunakan kacamata sampai saat ini, yang merupakan lensa progresif karena aku mengalami mata minus sekaligus plus seiring bertambahnya usiaku.
Di rumah kami ada tiga orang yang sudah harus menggunakan kacamata, yaitu aku, istri dan si kakak. Sedangkan si Abang sepertinya akan menyusul, dan yang masih normal hanyalah si kecil Alvira.
Seharusnya si Abang akan memeriksa mata dan membuat kacamata pada hari ini, tetapi dia tidak bisa ikut karena ada kegiatan kepramukaan yang tidak bisa ditinggalkannya.
Mungkin Minggu depan dia juga akan ke rumah sakit Kesrem Lhokseumawe untuk memeriksa matanya di dokter spesialis mata.
Makan siang
Proses pemeriksaan mata dan pengukuran lensa selesai dikerjakan, tetapi resepnya baru bisa diambil setelah sholat Zuhur atau sekitar jam 02 siang. Nantinya resep tersebut akan dibawa ke optik untuk pembuatan kacamatanya.
Karena masih lama, kami memutuskan untuk singgah dan istirahat di rumah adik di komplek Kodim. Sebelum ke rumah adik, kami makan siang terlebih dahulu di sebuah warung di depan SMK atau disebelah Warkop Pak Wen, yang sering kami kunjungi.
Di Optik Garuda
Kami kembali ke RS Kesrem untuk mengambil resep kacamata pada pukul 02 siang, tetapi baru mengurus kacamata di Optik Garuda setelah sholat ashar. Dan sebelumnya kami istirahat di rumah adik kami di komplek Kodim.
Kami membawa resep kacamata dari dokter tadi ke Optik Garuda, yang terletak di Jalan Sukaramai, dimana kami memilih framenya, dan nantinya akan dibuatkan kacamata sesuai resep dokter.
Kacamatanya sendiri baru akan selesai dan baru bisa diambil pada hari Senin besok, yang artinya kami harus kembali ke optik ini empat hari lagi.
RSIA Abby Lhokseumawe
Selesai mengurus kacamata di Optik Garuda, kami menuju Rumah Dakit Ibu dan Anak (RSIA) Abby, karena si kecil akan berobat ke dokter anak yang ada disana.
Kami melakukan registrasi di resepsionis begitu tiba disana. Dokternya sendiri baru akan tiba sekitar pukul 05.30 sore, sehingga kami harus menunggu beberapa saat di RSIA Abby ini.
Menunggu obat
Si kecil Alvira mendapatkan nomor antrian 8 untuk berobat. Dan setelah melalui pemeriksaan oleh dokter spesialis anak, kami menunggu obat selesai diproses di apotik rumah sakit sampai dengan waktu sholat magrib tiba.
Nasi Goreng 88
Setelah mengambil obat di apotek rumah sakit, kami segera menuju jalan pulang ke rumah kami di Matangkuli. Kami membeli beberapa bungkus Nasi Goreng untuk makan malam kami di sebuah lapak atau gerobak di Jalan Samudera yaitu Nasi Goreng 88 Jakarta.
Kami baru tiba di rumah kami di Matangkuli sekitar pukul 09 malam. Dan kami makan malam di rumah dengan Nasi Goreng 88 yang kami bawa pulang tadi.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@alee75
📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝

This was so unique, taking care of the family is what makes a man a responsible husband,I can see you make a Glass for your wife and most importantly taking the little one to hospital for treatment, really health is wealth and important to be handled.
Am impressed, seeing the baby being excited.
I thank you for going through the process of treatment in the hospital,it not easy to be a father.
Wishing you the best
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih atas kunjungannya. Sebagai orang tua tentu kita akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anak kita, termasuk menjaga kesehatan mereka dengan membawanya ke dokter bila diperlukan.
Begitu pula dengan anggota keluarga kita yang lain yang menjadi tanggung jawab kita sebagai kepala keluarga. Semoga hari anda menyenangkan. Salam...🙏
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semoga lekas sembuh Dedek kecil.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Aamiin.makasih buk...🙏
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit