🎲 Judi Membunuhmu: Ketika Harapan Menjadi Racun
Oleh: @emon19
Malam itu dingin dan sunyi. Lampu kamar redup, dan suara kipas angin berderit pelan menemani pikiranku yang berputar seperti roda keberuntungan—roda yang dulu pernah kupikir akan membawaku ke surga, tapi ternyata menyeretku ke neraka kecil bernama judi online.
Aku masih ingat jelas bagaimana semua ini dimulai. Teman kantor mengenalkanku pada aplikasi permainan slot. “Cuma coba-coba,” katanya, “sekali putar bisa menang ratusan ribu.” Uang seratus ribu pertama terasa ringan waktu hilang, karena esoknya aku menang dua kali lipat. Dari situ, perlahan-lahan aku mulai kehilangan kendali.
📉 Dari Candu ke Malapetaka
Awalnya hanya untuk seru-seruan, tapi berubah menjadi kebutuhan. Begitu gajian, pikiranku langsung ke top up. Makan siang kutahan, ngopi kuabaikan. Semua demi mengejar “jackpot” yang katanya tinggal satu klik lagi.
Tapi kebenaran pahitnya adalah: tak ada yang benar-benar menang dalam dunia judi.
Aku kehilangan lebih dari sekadar uang:
Aku kehilangan waktu bersama keluarga karena sibuk main di pojokan ruangan.
Aku kehilangan rasa percaya diri, karena merasa bersalah setiap hari.
Aku kehilangan kepercayaan orang tua, yang tahu anaknya berubah jadi asing.
Bahkan hampir kehilangan pekerjaan, karena ketahuan pinjam uang rekan kerja untuk “modal main”.
đź§ Judi itu Pembunuh Diam-Diam
Judi tak membunuhmu dengan pisau. Ia membunuhmu secara perlahan:
Membunuh akal sehatmu.
Membunuh empati dan logikamu.
Membunuh harapan masa depanmu.
Yang paling menyakitkan? Judi membuatmu mengkhianati dirimu sendiri.
âś‹ Bangkit dari Jeratnya
Butuh waktu lama untuk sadar bahwa aku berada di ujung jurang. Ponsel kubuang, aplikasi kucopot, dan aku mulai menulis. Menulis untuk mengingatkan diriku—dan mungkin kamu yang sedang membaca ini—bahwa hidup bukan tentang keberuntungan, tapi tentang pilihan.
Kalau hari ini kamu tergoda untuk mencoba, ingatlah: Judi bukan jalan pintas menuju kaya, tapi jalan tercepat menuju kehancuran.
📢 Pesanku untukmu
Jika kamu sedang berjudi atau mengenal seseorang yang terjebak:
Bicaralah.
Minta bantuan.
Jangan malu untuk mengakui kesalahan.
Kamu tidak sendiri. Masih ada harapan, selama kamu mau berubah.
🔚 Penutup
Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan di depan layar penuh harapan palsu. Uang bisa dicari, tapi harga diri, kepercayaan, dan cinta orang terdekat—tidak bisa dibeli kembali.
Berhentilah sekarang. Sebelum judi benar-benar membunuhmu.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit