Jangan Lelah untuk Terus Meningkatkan Kapasitas Diri

SUDAH lama saya tidak berdiri di depan para pegawai dan memberikan pesan-pesan untuk menyemangati mereka dalam bekerja. Pagi tadi, Senin 26 Mei 2025, saya sengaja datang pagi-pagi. Selesai joging, say alangsung bversiap-siap untuk ke kantor.

Pukul 08.30 WIB, seorang staf mengetuk pintu ruang kerja saya dan memberitahukan jika smeua pegawai sudah bersiap di halaman kantor guna mengikuti upacara rutin setiap Senin. Tentu saja ini menjadi momen yang bermakna bagi saya karena bis amemberikan semangat dan motivasi bagi semu apegawai di lingkungan Sekretariat Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Lhokseumawe.

Seluruh pegawai, baik staf maupun tenaga pendukung hadir dan mengikuti upacara rutin kali ini. Saya sendiri mendapat kehormatan menjadi pembina upacara. Dalam amanat saya selaku pembina upacara, menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas diri sebagai bagian dari komitmen dalam menjalankan tugas-tugas kelembagaan. Saya sampaikan bahwa bekerja di lingkungan penyelenggara pemilu, seperti KIP, menuntut kita untuk terus belajar, beradaptasi, dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Di tengah dunia yang berubah dengan cepat, diiringi dinamika sosial, politik, dan teknologi yang berkembang begitu cepat. Jika kita tidak memperbarui pengetahuan dan keterampilan, maka kita akan tertinggal. Meningkatkan kapasitas bukan hanya sekadar mengikuti pelatihan atau pendidikan formal, tetapi juga mencakup hal-hal kecil seperti membaca buku, berdiskusi, atau berinisiatif dalam pekerjaan sehari-hari.

Saya mengajak seluruh pegawai untuk tidak puas dengan pencapaian hari ini. Kita perlu membuka diri terhadap masukan, bersedia menerima tantangan baru, serta menjaga integritas dan profesionalisme. Dengan begitu, setiap individu dapat berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap kinerja kelembagaan.

Mengutip pernytaan Nelson Mandela, "Education is the most powerful weapon which you can use to change the world." (Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia.) Saya megajak mereka untuk terus belajar. Islam juga memberlakukan konsep long life education, yang meminta agar semua ummat menuntut Ilmu sejak dari ayunan hingga ke liang lahat.

Selain peningkatan kapasitas, saya juga mengingatkan pentingnya membangun budaya kerja yang positif. Sikap saling menghargai, kolaboratif, dan penuh tanggung jawab menjadi kunci dalam menciptakan suasana kerja yang sehat. Ketika lingkungan kerja kondusif, maka produktivitas akan meningkat dan pelayanan kepada publik menjadi lebih maksimal.

Saya percaya, keberhasilan suatu lembaga tidak hanya ditentukan oleh sistem dan struktur, tetapi juga oleh semangat dan karakter para pegawainya. Untuk itu, mari kita mulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari sekarang.

Theodore Roosevelt, Presiden Amerika Serikat ke-26, pernah berkata:

"Believe you can and you're halfway there."
(Percayalah bahwa Anda bisa, dan Anda sudah setengah jalan menuju keberhasilan.)

Keyakinan dan semangat dalam bekerja akan mempermudah langkah kita untuk mencapai hasil terbaik. Untuk memperkuat semangat kerja yang saya sampaikan, saya menutup amanat dengan kutipan inspiratif dari Steve Jobs, pendiri Apple Inc.:

"The only way to do great work is to love what you do."
(Satu-satunya cara untuk menghasilkan pekerjaan hebat adalah mencintai apa yang Anda kerjakan.)

Kutipan ini mengingatkan kita bahwa semangat kerja tidak bisa dipaksakan dari luar. Ia harus tumbuh dari dalam, dari rasa cinta dan tanggung jawab terhadap tugas yang kita emban.

Upacara Senin pagi bukan hanya rutinitas seremonial, tetapi juga momentum untuk membangkitkan kembali semangat kerja, memperkuat komitmen, dan menyatukan visi seluruh pegawai. Meski semu atahapan pemilu dan pemilihan kepala daerah telah usai kami kerjakan, namun tidak untuk membuat kami menjadi lebih baik. Semoga pesan yang saya sampaikan dapat menjadi pemantik semangat bagi kita semua untuk terus berkembang, berkinerja, dan berdedikasi dalam menjalankan amanah sebagai bagian dari KIP Kota Lhokseumawe.