Pernahkah kalian mendengar istilah guilt trip? Atau mungkin pernah menerapkannya baik secara sadar ataupun tidak. Biasanya guilt trip ini sering dilakukan oleh perempuan. Bisa pacar, teman, keluarga, bahkan orangtua kita sekalipun sering sekali mempraktekkan tehnik manipulasi perasaan ini, lebih lebih seorang ibu (pasti perempuan). Walau kadang laki-laki pun tidak sunyi dari penggunaan tehnik ini.

[source](https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQzZ8P2m1PsedI-pJLkZAWDvfCWBsppLZrf0j2wM3Huy7vmCo_H) Tehnik Guilt Trip atau secara harfiah berarti "perjalanan kesalahan" adalah sebuah tehnik memanipulasi emosi yang dilakukan oleh seseorang untuk membuat orang lain merasa bersalah. Menghindari adu argumen dan ingin menang sendiri melatarbelakangi tehnik ini, yaitu dengan membebani lawannya seakan-akan dia sendiri yang salah. Itulah kenapa saya sampaikan bahwa perempuan cenderung lebih banyak menerapkan tehnik ini terlepas dari disengaja ataupun tidak. Saya akan mencontohkan bagaimana guilt trip dilakukan oleh seorang cewek terhadap cowoknya. Cew : Bang...Jemput nanti jam 8 ya...Cow : Iya..tapi agak telat 5 menitan karena kasih makan burung sebentar....Cew : Abang memang lebih sayang sama burung ketimbang aku... Jujur saja, sekali dua kali ini bisa kita diamkan, tapi kalau terus terusan seperti ini tak heran jika banyak HP yang hancur berkeping-keping lantaran cowok tidak sanggup lagi menahan emosi, pasti kalian pun pernah merasakannya bukan? Saat kita menegur kesalahan pacar, kemudian ujung-ujungnya kita yang disalahkan dan kita pula yang minta maaf. Coba pikirkan, "Apa Hubungannya memberi makan burung dengan berkurangnya rasa cinta? Ini perbandingan yang gila alias tak masuk akal, kecuali akal orang pendek akal", kalau perkara taik ayam saja dibandingkan dengan cinta, bukannya dia juga makan setiap harinya? Dan bukankah makan lebih penting daripada pacaran?

[source](https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ5p9jAFeNA_Pim06vkews4MSJ2058im87I1PGNu3Wu-ODqfC-2qHjq5mPT) Agak lumayan tidak beresiko kalau misalkan itu cewek, bayangkan kalau yang melakukannya adalah orangtua kita sendiri. Anak : Mak...aku besok mau daftar kuliah di Medan, karena disana bagus dan jurusan yang aku suka lebih murah....Mak : Silahkan kau daftar disana, kan kamu mau jauh sama orang tuamu ini...Dan banyak sekali contoh lain dari manipulasi perasaan yang dilakukan oleh seseorang, yang sebenarnya ini salah satu ciri-ciri egois dan menutup telinga untuk diskusi. Adapun keuntungan yang bisa didapatkan dari tehnik ini ada dua, yang pertama karena perempuan merasa tidak sanggup melawan argumen laki-laki sehingga "manipulasi perasaan" dianggap lebih efektif. Yang kedua karena ego tingkat dewa membuat dia ingin selalu dibenarkan dan diikuti pendapatnya oleh orang lain, orang seperti ini ingin selalu didengar tanpa mau untuk mendengar. Mudah bagi kita laki-laki jika seandainya pelaku guilt trip ini adalah pacar, kawan, atau siapapun, toh putus pun tidak jadi masalah. Tetapi jika tehnik ini justru dilakukan oleh orang tua, bagaimana cara menanggapinya? Lebi jauh, efek dari seringnya seseorang ditekan oleh tehnik guilt trip juga ada dua. (1) meledaknya emosi yang tak lagi terbendung saat orang tak mampu lagi bersabar atas seringnya merasa disalahkan. (2) Semakin lama orang akan semakin menjauh karena kalau tidak ini sama dengan mendekati penyakit. Jelas sekarang, ketika seseorang merasakan sedang terjebak dalam guilt trip dari pacarnya, bisa saja orang tersebut langsung minta putus. Namun jika tehnik ini dilakukan oleh orangtua, apa solusinya kawan? Bersabarlah, karena itu ladang fahala bagi seorang anak.

Posted from my blog with : https://rizal-sahabat.000webhostapp.com/2018/08/guilt-trip-tehnik-licik-seorang-wanita