![image.png](https://cdn.steemitimages.com/DQmWmaujo9KPPZNwoshuCpBFQbd25eaECQFb7a9YCrK7nty/image.png)| |- ^{Menjemput mempelai pria dengan payung kuning}

Sebelum saya lanjutkan ke pokok pembahasan yang begitu indah, disini saya mengucapkan _happy nice weekend_ untuk semuanya. Yap, sabtu pagi ini begitu indah dengan cuaca sedikit mendung. Rasa syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan karunianya untuk saya dalam menjalankan aktifitas yang sungguh luar biasa hari ini. Adanya sebuah pesta perkawinan di desaku, tentu saja sebagai salah satu warga saya menghadirinya. Dimana saya mengucapkan kata selamat untuk para mempelai. Para tamu undangan pun mengikutinya semua dengan memberikan ucapan selamat dan kado untuk mempelai yang menjadi budaya di desa saya. Ornamen yang identik dengan kerajaan telah dihias oleh tuan rumah untuk mempelai wanita tersebut, ornamen yang bercorak keemasan ataupun berwarna kuning, merah dan putih telah menjadi objek yang sakral disetiap pesta perkawanin. Baik itu untuk pelaminan, baju adat dan pendukung lainnya. ![image.png](https://cdn.steemitimages.com/DQmWmgQkNqtndV1rfzW5c1Lu6uEGi24vc8x8xtYJdgVF8aA/image.png)| |- ^{Ratu satu hari yang merupakan adik bungsunnya @humaidi} Banyak yang bertanya-tanya sejak kapan itu dimulai, dapat saya jelaskan secara singkat yaitu penggunaan ornamen yang bercorak keemasan ketika adanya pesta perkawinan di Aceh sebagai salah satu simbol kebesaran yang diadopsikan dari kerajaan Aceh atau kerajaan melayu dulunya. Tentu saja banyak yang menyebut sebagai ratu atau raja sehari ketika kita menjadi mempelai wanita atau mempelai pria. Adanya payung kuning yang melambangkan kebesaran orang dibawah payung yang kita payungi. Nah kali ini tugas saya selaku salah satu warga desa yaitu menjemput mepelai pria menggunakan payung kuning. Arak-arakan dimulai sekitar 200 meter dari rumah mempelai wanita. Suatu kebanggaan bisa memayungi mempelai pria tersebut. ![image.png](https://cdn.steemitimages.com/DQmSj8s1tWyHgFP4R8id428jAhGCs3uYkXSXWtKdyk4A2xA/image.png)| |- ![image.png](https://cdn.steemitimages.com/DQmYWfdyzqDVdG66SxwHNgPe88kwng6bruawwJ5jNuZcEM4/image.png)|![image.png](https://cdn.steemitimages.com/DQmNRmLkXYZcnwSmCK5FbQyUKhPGx2B44eTQhDQw8ndLDBf/image.png)| |-|- ^{Serba-serbi saat menjemput mempelai pria} Adanya budaya atau adat lainnya selain ornamen yang bercorak keemasan ketika saat saya menjemput mempelai pria yaitu menunggu didepan rumah mempelai wanita disertai dengan pantu yang dilantunkan oleh penyair. Dalam bahasanya pantut tersebut dikisahkan tentang penyambutan terhadap seorang raja yang menemukan selirnya. Tugas saya kali ini hanya sampai menjemput sang mempelai pria dipesta tersebut, dan saya merasa bersyukur karena telah terlibat aktif dalam melestarikan budaya Aceh dalam hal pesta perkawinan selama ini. ![image.png](https://cdn.steemitimages.com/DQmP243jtLUp3gMgUHQLduqZt5e2p2V32sh2DSD6jAXkdep/image.png)| |- ^{Memayungi mempelai pria dengan payung kuning} Nah, sebagai informasinya untuk para steemian saya melakukan aktifitas ini di pesta perkawinan Nurfiana yang merupakan adik dari seorang steemian aktif didaerah saya yaitu @humaidi. Dan tentunya inilah aktifitas yang sanga luar biasa di hari sabtu yang merupakan weekendpertengan bulan mei 2024 ini. Semoga ini akan bermanfaat bagi saya dan seluruh steemian dimana saja sebagai bentuk pembelajaran budaya antar bangsa.

***

^{We invite you to support @pennsif.witness which is run by @pennsif for growth across platforms through strong communication at all levels and targeted high yield development with available resources.}

^{Click Here} *** **Thanks for stopping by** ^@klen.civil