Hallo rekan-rekanku steemian yang luar biasa. Aku hadir kembali dengan kisah yang bernuansa kebajikan. Kisah malam hari dalam mengapai keberkahan Tuhan. Begini ceritanya kawan.
Sore itu (24/5/2025) Aku masih dikantor. Aku biasa pulang kerumah usai mengerjakan salat ashar. Lagi santai sambil membaca berita terkini di handphone, tiba-tiba ada pesan Whattaps masuk. Aku melihat pesan ini dikirimkan oleh Ustad H.Marsyapwan Bin Abdul Wahab, yang homebase-nya di Batam. "Assalammualaikum Kolonel...Apa kabar? semoga sehat selalu. Kami OTW ke Tanjungpinang, Kolonel ada di Tanjungpinang?".
"Ya, Ustad. Alhamdulilah ada Ustad. Kegiatan apa ustad," tanyaku singkat.
Rupanya sang ustad jalan-jalan ke Tanjungpinang. Mungkin rindu dengan suasana malam di kota Gurindam XII. Beliau bersama keluarga dengan mengunakan mobil pribadi merk Toyota Veloz, berwarna hitam.
Rupanya Ustad mengajak Aku makan malam dan sebagai rasa melepas kangen nak berjumpa. Kami berjumpa awal di kota Batam, pada saat beliau memberikan khutbah jum'at di Masjid Tanjak dekat Bandara Hang Nadim Batam. Aku salah seorang jama'ah yang ikut proses salat Jum’at. Usai salat Aku hampiri dengan hati senang. Aku senang berkenalan dan silaturahmi demgan ulama. Dan. Beliau rupanya salah satu ulama di kota Batam.
Kesepakatan kami berjumpa di Tepi Laut usai salat Isya. Usai salat Isya, Aku langsung merapat ke lokasi. Sebagai panduannya adalah Gedung Dekranasda Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Gedung baru dan indah. Malam hari bertaburkan cahaya. Gedung yang berdampingan dengan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Aku meluncur menggunakan sepeda motor dengan kostum sarung dan baju salat gamis. Tak perlu waktu lama kami pun berjumpa dan duduk disalah satu lapak penjual.
Suasana Tepi Laut setiap malam ramai penjual dan pembeli. Apalagi malam Minggu. Pastilah agak macet jalannya. Dua jalur jalan dan bila ada mobil yang parkir sembarangan maka semakin mempersempit lokasi. Kami hanya berdua saja. Istri dan anak-anak Ustad asyik bermain merangkai kebahagiaan. Ustad Marsyapwan termasuk keluarga besar. Anak beliau berjumlah sembilan orang. Pastilah suasana ramai terus dirumah. Hehehe.
Makan dan minum di tepi laut
Sambil bercerita dan membagi kisah, kami memesan makanan dan minuman. Aku hanya pesan minuman kopi susu dan gorengan kentang. Aku sudah makan usai salat maghrib. Sang Ustad memesan nasi goreng dan minum jeruk panas serta pisang goreng. Aku jarang duduk di Tepi Laut. Jika ada yang mengajak pastilah keluar. Aku betah dirumah. Banyak hal yang dibahas, mulai tentang pendidikan anak dan perkembangan dunia yang lagi "panas" terjadi perang.
Menerima pemberian buku dari Ustad
Ustad Marsyapwan salah seorang pengerak Pejuang Subuh Nongsa Batam. Membangun semangat jihad dengan mengajak dan memberikan motivasi masyarakat Islam untuk melawan rasa kantuk dan malas agar dapat melaksanakan salat subuh di masjid secara berjamaah. Beliau juga seorang Da'i yang sukses di kota Batam. Beliau juga seorang penulis buku. Terbukti, beliau khusus membawa buku dan diberikan secara ikhlas kepadaku. Buku tersebut berjudul, " Kok harus salat subuh? ". Buku ini diapresiasi oleh Ustad Abdul Somad (UAS) dengan memberikan tulisan "Sekapur Sirih" pada buku tersebut.
Buku Kok Harus Salat Subuh?
Tulisan Sekapur Sirih dari Ustad Abdul Somad dalam buku "Kok harus salat subuh", dengan kelembutan hati Ustad Marsyapwan menjadi magnet yang mampu menarik anak-anak muda ke masjid. Anak muda, masjid dan salat subuh adalah kata-kata yang sulit dirangkai pada zaman ini. Ia mampu menggerakkan anak-anak muds untuk aktif salat subuh berjamaah.
Ustad Abdul Somad menyebut Ustad Marsyapwan ibarat sang Rajawali. Menurutnya, "Rajawali itu terbang sejauh mata memandang, namun di hari petang dia tau jalan pulang ke sarang. Jati dirinya adalah seorang da'i, mengajak manusia ke jalan Allah. Fokus mengelola pendidikan Islam."
Kawan, waktu semakin malam. Angin dari laut perlahan mulai merasuki tubuh. Rompi Pejuang Subuh Nongsa Batam yang diberikan Ustad dan saat ini Aku gunakan tak mampu menahan gempuran angin laut. Deburan ombak dimalam hari jelas terdengar walaupun laut terlihat gelap. Ada satu dua kapal nelayan yang berlayar mencari ikan hanya terlihat lampunya saja. Sungguh berani nelayan ini. Pembicaraan kami selesai. Silaturahmi yang indah ini terbangun tentunya mengalir keberkahan yang Tuhan taburkan kepada kami. Silaturahmi menghadirkan pahala bagi kedua hamba Tuhan.
Foto bersama keluarga Ustad Marsyapwan
Kami hendak berpisah namun sebelumnya Aku diperkenalkan dengan istri dan anak-anak Ustad. Ada dua anak beliau yang belajar di Luar Negeri, yaitu anak pertama perempuan kuliah di Kuala Lumpur, Malaysia dan anak ketiga laki-laki, saat ini menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar di Cairo, Mesir. Beliau hanya memiliki dua anak laki-laki dan tujuh lainnya adalah perempuan. Sebelum berpisah dan untuk jumpa lagi maka kami mengabadikan gambar. Indah nian pertemuan ini. Keberkahan dari Allah yang kami harapkan. Kebahagian ini janganlah cepat berlalu, walau pasti berlalu. Sampai jumpa lagi dilain kesempatan. "Jangan lupa berkabar jika di Batam, Kolonel," pesan dari Ustad. "Insyaallah," jawabku singkat dengan senyum ceria.
Kelompok Ibu-Ibu Majelis Ta'lim Kota Tanjungpinang
Warga yang menonton lomba STQH
Kami telah berpisah. Ustad balik ke penginapan dan Aku ingin menyaksikan perlombaan STQH ke XI tingkat Provinsi Kepulauan Riau yang salah satu lokasinya di Gedung Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Tak lama Aku sudah tiba dilokasi. Infonya ini finalis tingkat dewasa. Aku hadir di waktu akhir Qariah wanita dan Qari Pria yang penampilan terakhir. Banyak juga warga yang menonton. Ada tenda besar yang berada didepan podium tilawah atau tempat qari /qariah membaca Al-Qur'an. Kita dapat melihat kelompok ibu-ibu majelis Ta'lim dengan penuh khidmat mendengarkan lantunan kalam ilahi.
Podium tilawah pembaca Al-Qur'an tampak dari jauh
Podium tilawah pembaca Al-Qur'an tampak dari dekat
Kita akan takjub dan kagum melihat indahnya podium tilawah tempat para pembaca Al-Qur'an. Khas Melayu bentuk dan warnanya jelas terlihat. Apalagi diterpa cahaya maka semakin indah. Aku duduk diatas panggung bergabung dengan para ibu-ibu BKMT Kota Tanjungpinang. Tak lama berselang maka tuntas sudah penampilan para pembaca Al-Qur'an.
Untuk mengisi waktu sesaat, pihak panitia melalui Master of Ceremony mengajukan kuis. Bagi yang bisa menjawab maka akan mendapatkan hadiah. Aku sebenarnya sudah menuju arah pulang. Namun mendengar ada kuis maka mencoba sejenak bersabar. Mana tahu bisa dapat bingkisan dibawa pulang. Nah pihak MC, yang kebetulan adalah istri temanku, Bapak Dr. Erizal, Kakankemenag Kota Tanjungpinang, memandu langsung acara. Pertanyaan pertama adalah, "siapakah Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Provinsi Kepri?".
Menerima hadiah dari panitia
Isi bingkisan hadiah
Aku terperanjak ingin segera mengacungkan tangan. Aku tahu siapa sang Ketua. Aku ikut serta mewakili Panglima Koarmada I dalam kegiatan Malam Ta'aruf peserta STQH dan sekalian pelantikan Ketua dan Pengurus LPTQ Provinsi Kepulauan Riau. Tak lain dan tak bukan Bapak Wakili Gubernur Kepri, H. Nyanyang Haris Pratamura. Aku terlambat karena duluan orang lain. Rupanya orang yang menjawab tersebut tidak lengkap menyebut namanya, hanya Nyanyang Haris. Aku segera berlari mengambil alih dan menjawab dengan penuh percaya diri, yaitu Bapak H. Nyanyang Haris Pratamura. Alhamdulillah, Aku ketiban rezeki malam ini. Bingkisan yang Aku bawa pulang terdiri dari tiga item yaitu, sajadah kecil berwarna hijau, mangkuk keramik dan Mini Handheld Fan (kipas angin kecil tangan).
Santai sejenak diatas panggung
Rezeki yang Aku dapatkan merupakan salah satu keberkahan mendengarkan lantunan kalam ilahi. Mendengar saja kita mendapatkan berkah dan pahala. Membacanya lebih baik. Tapi kalau Aku membaca di Mihrab maka hancurlah bacaannya. Hehe. Setelah menerima hadiah sejenak Aku duduk di atas panggung bersama dengan rekan lainnya. Tentunya ada Bapak Kakankemenag Kota Tanjungpinang, Bapak Dr.Erizal, temanku yang suka tersenyum dan baik hati.
Setelah beberapa kuis yang dilemparkan dan terjawab oleh para penonton. Maka tak berlama-lama Aku pamit pulang. Waktu pun telah lewat pukul sepuluh malam. Walau ada jalan yang gelap tanpa lampu, Aku tak kuatir pulang. Kota Tanjungpinang sangat aman. Nyaman dan tak perlu takut dengan kelompok geng motor dan begal. Ya, memang tak ada dua hal kelompok yang menyusahkan warga. ***
https://maps.app.goo.gl/uFRsK4ay32e3SkqD8
Salam sehat dan semangat dari Kota Tanjungpinang @hoesniy
Thank you for sharing on steem! I'm witness fuli, and I've given you a free upvote. If you'd like to support me, please consider voting at https://steemitwallet.com/~witnesses 🌟
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
You are wellcome
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit